TUGAS
HUBUNGAN PENYAKIT
DIABETES SEBAGAI MANIFESTASI PADA RONGGA MULUT
Disusun Oleh :
Tiffanni Rismaya Dewi
NIM.P1337425216033
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
PRODI DIV KEPERAWATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN SEMARANG
2017/2018
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Jumlah penderita Diabetes Mellitus atau yang biasa dikenal oleh
masyarakat awam sebagai penyakit kencing manis semakin meningkat tiap tahunnya.
Dari data yang dilansir WHO, Indonesia menempati urutan keempat dalam urutan negara-negara
yang memiliki jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. Dalam menjalankan
praktik dokter gigi seringkali ditemukan adanya gigi sehat yang goyang tanpa
mengalami lubang gigi. Setelah dilakukan pemeriksaan baik didalam mulut maupun
laboratorium ditemukan tanda-tanda adanya gigi goyang pada semua gigi disertai
adanya aroma aceton yang merupakan salah satu ciri khas pada penderita Diabetus
Melitus, dari hasil laboratorium didapatkan kadar gula darah sewaktu diatas 200
mg/dl, ini menunjukkan kadar gula darah tinggi (normal 120 mg/dl ).
Diabetes Mellitus adalah penyakit gangguan metabolisme tubuh dimana
hormon insulin tidak bekerja sebagai mana mestinya. Insulin adalah hormon yang
diproduksi oleh kelenjar pankreas dan berfungsi untuk mengontrol kadar gula
dalam darah dengan mengubah karbohidrat, lemak dan protein menjadi energi.
Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis merupakan suatu
penyakit menahun yang ditandai dengan kadar gula glukosa darah (gula darah)
melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah darah sewaktu sama atau lebih dari
200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa diatas atau sama dengan 126 mg/dl. Hal
ini dapat disebabkan oleh kurangnya pembentukan atau keaktifan insulin yang
dihasilkan oleh sel beta dari pulau-pulau Langerhans di Pankreas atau adanya
kerusakan pada pulau Langerhans itu sendirI.
Diabetes Mellitus dapat dibagi dalam dua tipe, yaitu: Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) disebut Diabetes Mellitus tipe 1, Serta Non insulin
Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau Diabetes Mellitus tipe 2. Pada
penderita Diabetes tipe 1, kelenjar pankreas tidak mampu memproduksi insulin,
sehingga jumlah insulin beredar dalam tubuh tidak mencukupi kebutuhan. Lain
halnya pada Diabetes tipe 2, Hormon Insulin tetap diproduksi namun tidak dapat
berfungsi dengan baik. Menurut Prof. Sidartawan, Sp.PD, sebagian besar
penderita Diabetes di Indonesia mengidap Diabetes tipe 2. Diabetes tipe 3 ini
secara umum biasa dikaitkan dengan usia lanjut. Diabetes tipe 2 ini juga
disebabkan karena obesitas (kegemukan) dan gaya hidup yang tidak sehat (pola
makan tinggi lemak, dan jarang berolah raga).
Diagnosis khas DM pada umumnya adalah bahwa terdapat keluhan khas DM
yaitu : Poli uria (banyak kencing), Polidipsia (banyak minum), Polifagia
(banyak makan), dan penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya, dan
keluhan lainnya seperti : kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensi pada
pria, pruritis vulva pada wanita. Kedua tipe ini ditandai dengan hiperglikemi,
hiperlipidemi, dan komplikasi lainnya. Diabetes Mellitus mempunyai komplikasi
yang utama, yaitu: mikroangiopati, nefropati, neuropati, penyakit makro
vaskuler dan penyembuhan luka yang lambat.
BAB II
ISI
A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang diatas maka penyakit diabetes melitus ini merupakan salah satu
penyakit yang dapat memanifestasi dalam rongga mulut. Berikut merupakan
manifestasi diabetes melitus pada rongga mulut antara lain: Xerostomia (Mulut
Kering), Gingivitis dan Periodontitis, Stomatitis Apthosa (Sariawan), rasa
mulut terbakar, Oral thrush, Dental caries (karies gigi).
B. MANIFESTASI DIABETES MELITUS PADA RONGGA
MULUT
1.
Xerostomia (Mulut Kering)
Diabetes yang tidak
terkontrol menyebabkan penurunan aliran saliva (air liur), sehingga mulut
terasa kering. Saliva memiliki efek self-cleansing, di mana alirannya dapat
berfungsi sebagai pembilas sisa-sisa makanan dan kotoran dari dalam mulut. Jadi
bila aliran saliva menurun maka akan menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman,
lebih rentan untuk terjadinya ulserasi (luka), lubang gigi, dan bisa menjadi
ladang subur bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang.
Berdasarkan literatur
yang saya dapatkan bahwa pada penderita diabetes salah satu tandanya adalah
Poliuria, dimana penderita banyak buang air kecil sehingga cairan di dalam
tubuh berkurang yang dapat mengakibatkan jumlah saliva berkurang dan mulut
terasa kering, sehingga disarankan pada penderita untuk mengkonsumsi buah yang
asam sehingga dapat merangsang kelenjar air liur untuk mengeluarkan air liur.
2.
Gingivitis dan Periodontitis
Periodontitis ialah radang pada jaringan
pendukung gigi (gusi dan tulang). Selain merusak sel darah putih, komplikasi
lain dari diabetes adalah menebalnya pembuluh darah sehingga memperlambat
aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan
kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, Sedangkan periodontitis adalah 4
penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Dan hal ini menjadi lebih berat
dikarenakan infeksi bakteri pada penderita Diabetes lebih berat.
Ada banyak faktor yang
menjadi pencetus atau yang memperberat periodontitis, di antaranya akumulasi
plak, kalkulus (karang gigi), dan faktor sistemik atau kondisi tubuh secara
umum.
Rusaknya jaringan
Periodontal membuat gusi tidak lagi melekat ke gigi, tulang menjadi rusak, dan
lama kelamaan gigi menjadi goyang. Angka kasus penyakit periodontal di
masyarakat cukup tinggi meski banyak yang tidak menyadarinya, dan penyakit ini
merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada orang dewasa.
Dari seluruh komplikasi
Diabetes Melitus, Periodontitis merupakan komplikasi nomor enam terbesar di
antara berbagai macam penyakit dan Diabetes Melitus adalah komplikasi nomor
satu terbesar khusus di rongga mulut. Hampir sekitar 80% pasien Diabetes
Melitus gusinya bermasalah. Tanda-tanda periodontitis antara lain pasien
mengeluh gusinya mudah berdarah, warna gusi menjadi mengkilat, tekstur kulit
jeruknya (stippling) hilang, kantong gusi menjadi dalam, dan ada kerusakan
tulang di sekitar gigi, pasien mengeluh giginya goyah sehingga mudah lepas.
Menurut teori yang saya dapatkan
hal tersebut diakibatkan berkurangnya jumlah air liur, sehingga terjadi
penumpukan sisa makanan yang melekat pada permukaan gigi dan mengakibatkan gusi
menjadi infeksi dan mudah berdarah.
3.
Stomatitis Apthosa (Sariawan)
Meski sariawan biasa
dialami oleh banyak orang, namun penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi parah
jika dialami oleh penderita diabetes. Penderita Diabetes sangat rentan terkena
infeksi jamur dalam mulut dan lidah yang kemudian menimbulkan penyakit sejenis
sariawan. Sariawan ini disebabkan oleh jamur yang berkembang seiring naiknya
tingkat gula dalam darah dan air liur penderita diabetes.
4.
Rasa mulut terbakar
Penderita diabetes
biasanya mengeluh tentang terasa terbakar atau mati rasa pada mulutnya.
Biasanya, penderita diabetes juga dapat mengalami mati rasa pada bagian wajah.
5.
Oral thrush
Penderita diabetes yang
sering mengkonsumsi antibiotik untuk memerangi infeksi sangat rentan mengalami
infeksi jamur pada mulut dan lidah. Apalagi penderita diabetes yang merokok,
risiko terjadinya infeksi jamur jauh lebih besar. Oral thrush atau oral candida
adalah infeksi di dalam mulut yang disebabkan oleh jamur, sejumlah kecil jamur
candida ada di dalam mulut. Pada penderita Diabetes Melites kronis dimana tubuh
rentan terhadap infeksi sehingga sering menggunakan antibiotik dapat mengganggu
keseimbangan kuman di dalam mulut yang mengakibatkan jamur candida berkembang
tidak terkontrol sehingga menyebabkant thrush. Dari hasil pengamatan saya
selama berpraktik sebagai dokter gigi yang ditandai dengan adanya lapisan putih
kekuningan pada lidah, tonsil maupun kerongkongan.
6.
Dental Caries (Karies Gigi)
Diabetes Mellitus bisa merupakan faktor
predisposisi bagi kenaikan terjadinya dan jumlah dari karies. Keadaan tersebut
diperkirakan karena pada diabetes aliran cairan darah mengandung banyak glukosa
yang berperan sebagai substrat kariogenik. (2) Karies gigi dapat terjadi karena
interaksi dari 4 faktor yaitu gigi, substrat , kuman dan waktu. Pada penderita
Diabetes Melitus telah diketahui bahwa jumlah air liur berkurang sehingga
makanan melekat pada permukaan gigi, dan bila yang melekat adalah makanan dari
golongan karbohidrat bercampur dengan kuman yang ada pada permukaan gigi dan
tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman didalam mulut menurun,
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau caries gigi.
MENGAPA
TERJADI PENURUNAN STATUS KESEHATAN GIGI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS?
Pada Diabetes Melitus
dengan kondisi kebersihan mulut yang jelek dan adanya angiopati diabetik menyebabkan
suplai oksigen berkurang sehingga bakteri anaerob mudah berkembang. Karies gigi
terjadi oleh karena bakteri-bakteri tertentu yang mempunyai sifat membentuk
asam, sehingga pH rendah dapat menyebabkan pelarutan progresif mineral enamel
secara perlahan dan membentuk fokus perlubangan.
Pasien dengan Diabetes
Mellitus lama yang tidak terkontrol akan berpengaruh pada karies gigi, karena
bertambahnya karbohidrat yang dapat difermentasikan di dalam saliva penderita
dan merupakan medium yang sesuai untuk pembentukan asam sehingga memudahkan
terjadinya karies.
Karena di mulut ada
jutaan bakteri yang dibutuhkan (flora normal). Tetapi ada bakteribakteri
tertentu yang disebut bakteri periodonpatik, karena bakteri ini khas terdapat
pada jaringan periodontal atau disebut bakteri gram negatif yang anaerob
(bakteri yang mampu hidup tanpa oksigen).
Penderita Diabetes
Melitus bila mengalami periodontitis lebih parah daripada orang yang sehat,
dikarenakan Pertama, daya tahan tubuh penderita Diabetes Melitus rendah dibandingkan
orang sehat. Sel-sel pertahanan tubuh (monocyt, neutrophil, dan makrofag) juga
lemah fungsinya.
Pada saat mulut
mengalami periodontitis sel-sel pertahanan tubuh akan mengeluarkan TNF-alfa
(Tumor Necrosis Factor). Menurut lembaga kesehatan AS, Mayo Clinic, protein ini
berfungsi memobilisasi sel darah putih untuk melawan infeksi dan antigen
lainnya. Sayangnya, hal ini mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. Karena
tubuh jadi tidak mampu memanfaatkan insulin yang diproduksi pankreas.
BAGAIMANA
CARA PENCEGAHAN DAN PENINGKATKAN KESEHATAN RONGGA MULUT PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS?
Berikut hal-hal yang perlu dilakukan oleh
penderita Diabetes Mellitus agar dapat menjaga atau mengupayakan supaya
kesehatan rongga mulut tetap terjaga dengan baik :
·
Pertama dan yang terpenting adalah mengontrol kadar gula darah.
·
Kemudian rawat gigi dan gusi, serta ke dokter gigi untuk pemeriksaan rutin
setiap enam bulan.
· Untuk mengontrol sariawan
dan infeksi jamur, serta hindari merokok.
·
Kontrol gula darah yang baik juga dapat membantu mencegah atau meringankan
mulut kering yang disebabkan oleh diabetes.
·
Menggunakan dental floss paling tidak sekali sehari untuk mencegah plak muncul
di gigi.
·
Menggunakan pembersih mulut anti bakteri untuk mengurangi jumlah bakteri
penyebab sakit gigi pada mulut.
·
Menggosok gigi, terutama setelah makan. Gunakan sikat gigi dengan bulu yang
lembut.
·
Perbaiki pola hidup, jauhkan dari penyebab stres.
·
Bila ada gigi yang tanggal harus segera ''diganti''.
·
Jangan lupa informasikan mengenai kondisi diabetes bila berkunjung ke dokter
gigi, terutama bila hendak mencabut gigi.
·
Kecuali sangat mendesak, sebaiknya hindari perawatan gigi bila kadar gula darah
sedang tinggi. Turunkan dahulu kadar gula darah, baru kunjungi dokter gigi
kembali.
·
Pemakaian alat-alat seperti gigi tiruan atau kawat orthodontik perlu mendapat
perhatian khusus. Pemakai gigi tiruan harus melepas gigi tiruan sebelum tidur
dan dibersihkan dengan seksama agar meminimalkan kemungkinan terjadinya infeksi
jamur karena kebersihan yang tidak terjaga.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jadi faktor – fakrot yang harus
diperhatikan mengenai kesehatan gigi dan mulut pada penderita diabetes adalah :
1.
Jaga kadar gula darah sedekat mungkin dengan kadar gula darah normal, terutama
dengan cara menerapkan gaya hidup sehat.
2. Jaga kebersihan gigi dan mulut sebaik
mungkin, agar memperkecil resiko terjadinya karies, gingivitis, ataupun
periodontitis.Masalah yang terjadi di rongga mulut penderita diabetes dapat
mengarah ke penyakit lain.
3. Jangan lupa informasikan mengenai
kondisi diabetes bila berkunjung ke dokter gigi, terutama bila hendak mencabut
gigi. Seperti yang telah dijelaskan di atas, luka pada penderita diabetes sukar
sembuh. Ini termasuk juga luka setelah pencabutan gigi. Selain itu juga ada
resiko terjadinya infeksi sekunder dan pendarahan yang cukup banyak setelah
tindakan oleh dokter gigi.Oleh karena itu dokter gigi akan memberikan tindakan
pramedikasi bila dipandang perlu, sebelum melakukan tindakan perawatan pada
penderita diabetes.
4. Kecuali sangat mendesak, sebaiknya
hindari perawatan gigi bila kadar gula darah sedang tinggi. Normalkan dahulu
kadar gula darah, baru kunjungi dokter gigi kembali. 8
5. Pemakaian alat-alat seperti gigi tiruan
atau kawat orthodontic perlu mendapat perhatian khusus. Pemakai gigi tiruan
harus melepas gigi tiruan sebelum tidur dan dibersihkan dengan seksama agar
meminimalkan kemungkinan terjadinya infeksi jamur karena kebersihan yang tidak
terjaga.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Sjaifoellah Noer. Buku ajar penyakit
dalam Jilid I. Edisi ke-3. Jakarta : FKUI, 1996 : 571 - 622.
2. Schuurs HB. Patologi gigi-geligi,
kelainan-kelainan jaringan keras gigi. Yogyakarta; UGM, 1992; 135-152.
3. Akses
http://jmkiyogya.blogspot.com/2012/11/hubungan-diabetes-dengan-kesehatangigi.html.
Jakarta : 2013
4. Respati, Titi Nindya.Iwanda.Hubungan
diabetes mellitus dengan karies gigi .Semarang; UNDIP,2006.
5. E.Desmond Farmer, Dental Deases,Fifth
edition E & S Living stone Ltd
6. Robert, P.Langlais, Graig S. Miller ,
Kelainan Rongga Mulut, Hipokrates 1992