BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Gangren Pulpa |
Kesehatan mulut merupakan bagian fundamental dari
kesehatan umum dan kesejahteraan hidup. Kesehatan mulut adalah kesejahteraan
rongga mulut termasuk gigi geligi dan struktur serta jaringan-jaringan
pendukungnya terbebas dari penyakit, rasa sakit, dan berfungsi secara optimal
(Sriyono, 2009). Keadaan rongga mulut yang tidak sehat, misalnya banyak gigi
yang dicabut karena karies akan mempengaruhi proses pengunyahan sehingga dapat
mempengaruhi status gizi yang akan berdampak pada kualitas hidup seseorang
(Ingle, dkk., 2010).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Nasional
(RISKESDAS) prevalensi nasional masalah gigi dan mulut pada tahun 2007 sebesar
23,7 % dan meningkat pada tahun 2013 yaitu 25,9 %. Penyebab tingginya penyakit
gigi dan mulut di Indonesia berkaitan dengan rendahnya kesadaran untuk
melakukan perawatan dan mempertahankan gigi, didukung dengan rendahnya
kebersihan rongga mulut yang menjadi awal penyebab penyakit gigi dan mulut
(Departemen Kesehatan, 2008).
Karies merupakan penyakit yang sering terjadi pada
masyarakat modern, dipengaruhi oleh gaya hidup (Kidd, dkk., 1991). Karies
adalah suatu penyakit jaringan keras gigi disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme
yang memfermentasikan karbohidrat sehingga terbentuk asam dan menurunkan pH,
akibatnya terjadi demineralisasi jaringan keras gigi (Kidd dkk., 1991).
Karies gigi terbentuk dari interaksi timbal balik dari empat faktor yaitu
permukaan gigi yang rentan (host) dan saliva, mikroorganisme tertentu
2 (bakteri), fermentasi karbohidrat (subtrat) serta waktu (DeBiase, 1991).
Menurut Sodang dan Hamada (2008), faktor sosial ekonomi, usia, jenis kelamin, pendidikan,
geografis, dan perilaku terhadap kesehatan gigi dapat mempengaruh keparahan
terjadinya karies.
Gangren Pulpa Adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa
sudah mati sebagai
sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang
rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel
pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar
pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangrene pulpa diawali oleh proses
karies. Karies dentis adalah
suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin dan cementum) oleh aktivitas
sel jasad renik (mikro-organisme) dalam dental plak.Jadi proses karies hanya
dapat terbentuk apabila terdapat 4 faktor yang saling tumpang tindih. Adapun
faktor-faktor tersebut adalah bakteri, karbohidrat makanan,
kerentanan permukaan gigi serta waktu.
Perjalanan gangrene pulpa dimulai dengan adanya karies yang
mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat lubang dangkal, tidak
lebih dari 1mm. Selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada dentin (karies
media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang
oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan
dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang
didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1mm. pada
pulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh limfe, sehingga
timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan
mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan
menyebabkan terjadinya gangrene pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi
terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi
tersebut tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman.
DAFTAR PUSTAKA
-
Penyakit
gigi dan mulut, bursa buku senat mahasiswa fakultas kedokteran UNDIP,Semarang,
20072.
-
Prosedur
tetap pelayanan medis penyakit gigi dan mulut, RS.DR.Kariadi/
Fakultaskedokteran UNDIP, Semarang, 19933.
-
Walton
and Torabinajed. 1996. Prinsip dan Praktik Endodonsi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC